Skip to main content

Posts

Mulai Menulis

Hari ini aku mulai menulis. Menulis semua keluh kesahku. Menulis perasaanku pada seorang wanita. Menulis agar abadi. Menulis agar menceritakan keluhku tanpa ada yang mengomentari. Menulis agar bisa dinikmati oleh semua orang. Menulis agar bisa menemani kesendirian.  Aku menuliskan betapa indah dan sakit nya mencintai seseorang wanita. Aku ingin memujanya dalam bentuk aksara agar dirinya abadi. Menurutku menulis berarti berbagi. Berbagi kesedihan. Berbagi kebahagiam. Berbagi bagaimana cara mengatasi kesedihan.  Menulis adalah caraku menyampaikan apa yang tak bisa aku sampaikan. Caraku mengatakan apa yang tak sempat aku katakan. Mengatakan tanpa takut apa-apa. Menulis juga adalah jalanku untuk ke masa depan. Menulis menjadikan aku berkembang menjadi sosok manusia yang sesungguhnya. Menulis merupakan pembelajaran apa yang harus aku lakukan dan apa yang harus aku tidak lakukan.  Dengan   menulis juga aku bisa menggambarkanmu dengan sangat luas. Tapi aku tak m...
Recent posts

Pak Sapardi Djoko Damono dan Bulan Juni: Mengenang 1000 Hari yang Abadi

Bulan Juni, sebuah periode yang istimewa dan dinantikan oleh banyak orang. Bagi saya, bulan ini memiliki arti yang mendalam karena pada bulan Juni saya dilahirkan ke dunia ini. Namun, pada tahun ini, Bulan Juni memiliki makna khusus yang perayaan kelahiran pribadi saya. Saya merencanakan sebuah perjalanan ziarah yang penuh kerinduan ke makam salah satu sosok yang memiliki pengaruh besar dalam dunia sastra Indonesia, yaitu Pak Sapardi Djoko Damono. Pak Sapardi, seorang maestro sastra yang karyanya telah menghiasi dunia sastra Indonesia selama beberapa dekade. Ia dikenal sebagai salah satu penyair terkemuka yang mampu menangkap keindahan dan kompleksitas kehidupan dalam bait-bait puisi yang penuh makna. Karya-karya Pak Sapardi telah menjadi inspirasi bagi banyak penikmat sastra di Tanah Air, dan bahkan menarik perhatian di kancah internasional. Namun, pada sebuah hari yang kelam di bulan Juli beberapa tahun yang lalu, Pak Sapardi meninggalkan kita untuk selamanya. Perjalanan hidupnya yan...

Refleksi Memasuki Usia ke-22: Menghadapi Quarter Life Crisis

Rabu (07/06) kemarin saya genap memasuki usia dua puluh dua tahun. Harusnya pada hari itu juga saya menyelesaikan tulisan ini. Tapi karena ada lain hal yang membuat saya tidak bisa merampungkan tulisan ini, saya baru sempat menyelesaikan sekarang.  Ini adalah pertama kali saya menuliskan refleksi di hari lahir saya sendiri. Perlu saya tegaskan juga ini bukan tulisan refleksi yang berat. Tulisan ini saya buat hanya untuk menuangkan apa yang saya rasakan selama ini. Mungkin ini juga menjadi awalan saya untuk menulis kembali. Saya harap semoga bisa istiqomah.  Memasuki usia kapala dua ternyata banyak hal baru yang dihadapi. Mulai dari soal pendidikan, finansial, karier, sosial, dan tanggung jawab lainnya.  Di titik ini saya mulai banyak meragukan serta mempertanyakan gambaran hidupku ke depan. Mulai dari karir, hubungan interpersonal dengan teman serta percintaan. Di titik usia dimana ada kawan yang fokus pada karir, sedang semangat dalam melanjutkan pendidikannya ataupun mu...

Ada yang Kurang

Setiap aku bangun di pagi hari aku merasakan ada sesuatu yang kurang. setelah aku kira-kira Ketika aku mengecek handphone ternyata disitu tidak ada chat yang tak sempat terbalas ataupun ucapan 'selamat pagi' dari kamu. dan sampai aku sadar bahwa kamu benar benar sudah pergi. Menyakitkan memang,  tapi lebih aku menyakitkan memaksakan semua keinginanku.  sepertinya baru kemarin kita saling mengenggam, saling memegang satu sama lain. sampai pada suatu ketika aku terbangun dengan keadaan yang tak sama. Sekarang kamu dengan dia sedangkan aku? asudahlah semoga itu pilihan terbaikmu. Aku hanya bisa mendoakan semoga kamu bahagia bersamanya. 

Dulu

Dulu kamu inget ga kita pernah berencana punya anak empat? Iya, kamu juga bilang kalau sudah nikah nanti kamu juga kamu kerja. Terus aku bilang "Kalau kamu kerja, kamu ga boleh lebih sibuk dari  aku". Kita ngobrol perihal setelah kita nikah nanti sampai tak kenal waktu. Dan bodohnya aku percaya dengan obrolan itu. Walaupun pada kenyataan nya kamu memilih pergi bersamanya. hahaha tapi kalau di ingat ingat itu memang lucu sekali. Saking polosnya dulu aku percaya dengan kata kata mu yang akan serius. Aku memang bodoh.

Semua Kenangan

Semua kenangan yang pernah kita ukir. Kenangan saat kita makan berdua meghabiskan waktu tanpa kenal waktu. Kenangan saat kita mengendarai motor berdua dan menerobos hujan. Kenangan saat berbicang melalui telpon genggam mengenai hari yang telalah dilalui. Aku lebih memilih berdamai dengan masalah itu. Itu tak akan pernah aku lupakan. Sebab bila aku melupakan itu, aku tak akan bisa menulis ini disini. Biarlah kenangan itu abadi disini. Biar nanti kelak anak dan cucuku bisa membacanya disini. Tapi teruntuk kamu, jodohku nanti. Tolong jangan cemburu bila engkau membacanya. Sebab aku seperti itu adalah proses bertemu denganmu. Mungkin cara tuhan memisahkan aku dengan dia adalah cara Tuhan menemukanku denganmu.

Hari Ini

Hari ini  ada yang sedang menyembuhkan lukanya. Menyusun puing-puing hati yang hancur karena ditinggalkan, menyusun serpihan dengan perlahan agar kembali utuh. Menahan segala macam rasa dengan sendirian.  Di lain sisi ada yang sedang bahagia bersama orang baru. Merangkai kisah-kasih bersama. Menikmati hari-hari dengan gembira tanpa ada rasa bersalah. Mungkin memang bukan kamu yang salah. Tapi aku yang salah. Aku yang mencintaimu dengan terlalu cepat. Aku yang mencintaimu terlalu dalam. Disaat aku ingin pergi kau selalu menahanku untuk pergi. Tapi sekarang justru engkau yang malah pergi dan memilih dia. Aku sangat kecewa kamu lebih memilih dia. Tapi aku menghormati pilihanmu itu. Aku tidak berbuat apa-apa dengan pilihanmu itu. Padahal aku yang selalu ada untukmu. Aku yang tak pergi ketika kamu terpuruk. Disini aku sadar kamu bersikap seperti itu bukan hanya kepadaku malainkan kebanyak orang. Semoga dia yang saat ini sedang bersamamu mampu membuat kamu berhenti main dib...

Mencitai Batas Wajar

Aku tahu mencintai seseorang itu harus   sewajarnya. Tapi aku tak tahu batasan wajar itu seperti apa. Bagiku   semua tentang kamu itu masih batas wajar. Wajar aku mencintaimu seperti ini. Memang menurut orang orang aku ini berlebihan. Tapi menurutku ini masih batas wajar. Karena kamu memang pantas mendapatkan ini. Kamulah wanita yang lebih dari kata sempurna. Sampai tak ada lelaki yang tak akan jatuh cinta kepadamu.  Senyummu yang membuat setiap orang yang melihtnya terpesona dalam sekejap.  Maafkan aku yang sudah mencintaimu terlalu dalam ini. Cintaku ini tanpa di sengaja dan tanpa alasan. Aku juga tidak tahu kenapa aku mencintaimu terlalu dalam. Apakah kamu keberatan aku cintai seperti ini? kalau memang keberatan aku akan kubur cinta ini dalam dalam.  Aku tak mampu menyembunyikan rasa ini. Rasa yang sangat berbeda. Baru pertama kali ini aku merasakan rasa seperti ini. Rasa ini sudah terlalu banyak sehingga aku tak kuat menahannya lagi. Aku ingin mengu...