Skip to main content

Refleksi Memasuki Usia ke-22: Menghadapi Quarter Life Crisis



Rabu (07/06) kemarin saya genap memasuki usia dua puluh dua tahun. Harusnya pada hari itu juga saya menyelesaikan tulisan ini. Tapi karena ada lain hal yang membuat saya tidak bisa merampungkan tulisan ini, saya baru sempat menyelesaikan sekarang. 

Ini adalah pertama kali saya menuliskan refleksi di hari lahir saya sendiri. Perlu saya tegaskan juga ini bukan tulisan refleksi yang berat. Tulisan ini saya buat hanya untuk menuangkan apa yang saya rasakan selama ini. Mungkin ini juga menjadi awalan saya untuk menulis kembali. Saya harap semoga bisa istiqomah. 

Memasuki usia kapala dua ternyata banyak hal baru yang dihadapi. Mulai dari soal pendidikan, finansial, karier, sosial, dan tanggung jawab lainnya. Di titik ini saya mulai banyak meragukan serta mempertanyakan gambaran hidupku ke depan. Mulai dari karir, hubungan interpersonal dengan teman serta percintaan. Di titik usia dimana ada kawan yang fokus pada karir, sedang semangat dalam melanjutkan pendidikannya ataupun mulai menikmati rumah tangga bersama pasangan masing-masing. 

Di kalangan anak muda sekarang fase ini disebut quarter life crisis atau krisis seperempat abad. Banyak dari mereka memposting kehidupan mereka yang seringkali dalam pikiran satu pertanyaan muncul. 

"Kenapa aku masih stuck di titik ini?"

Namun, setelah mendengar cerita dari banyak orang. Ada banyak hal yang bisa dipetik dri tahapan quarter life crisis ini.

Ketika saya renungkan kembali, saya menyadari bahwa quarter life crisis adalah sesuatu yang wajar dan banyak orang mengalaminya. Saya tidak sendirian dalam menjalankan perjuangan hidup. Saya mulai memahami bahwa ini adalah kesempatan bagi saya untuk melihat lebih dalam, mengevaluasi tujuan hidup, dan menemukan arti sejati di balik semua ini.

Salah satu hal yang membuat saya merasa terjebak adalah tekanan untuk sukses dalam segala hal. Saya merasa harus memiliki karier yang sukses, hubungan pribadi yang stabil, dan pencapaian pribadi yang luar biasa. Namun, saat ini saya menyadari bahwa saya harus mencari tahu apa yang benar-benar penting bagi saya. Apa yang membuat bahagia dan apa yang membuat hidup saya berarti?

Saya belajar untuk menjadi lebih realistis dengan harapan dan tujuan. Tidak semua orang memiliki perjalanan hidup yang sama. Saya tidak boleh terjebak dalam perbandingan dengan orang lain. Saya perlu fokus pada kemajuan pribadi sendiri dan mengukur kesuksesan berdasarkan standar yang saya tetapkan sendiri.

Mencari dukungan dari orang-orang terdekat sangat penting dalam menghadapi quarter life crisis ini. Saya telah berbagi perasaan dengan banyak orang. Mereka memberikan nasihat berharga dan memahami apa yang saya alami. Mereka memberi dukungan yang saya butuhkan untuk mengatasi rasa cemas dan kebingungan ini.

Saya juga menyadari pentingnya menjaga keseimbangan dalam hidup. Quarter life crisis seringkali membuat saya merasa terlalu stres dan khawatir. Saya belajar untuk menikmati momen-momen kecil dan menjaga kesehatan fisik serta mental. 

Dalam perjalanan ini, saya tahu bahwa quarter life crisis tidak akan hilang begitu saja. Namun, dengan sikap yang positif, refleksi yang jujur, dan dukungan yang tepat, saya percaya saya mampu menghadapinya. Diusia yang sudah tidak muda lagi saya berjanji untuk merangkul quarter life crisis ini sebagai kesempatan untuk tumbuh dan mengembangkan diri. Saya tidak akan membiarkan kecemasan dan tekanan menguasai hidup saya. Sebaliknya, saya akan menggunakan waktu ini untuk mencari jati diri yang sejati, mengeksplorasi minat dan bakat, dan menggapai tujuan yang benar-benar penting bagi diri saya sendiri.

Saya menyadari bahwa hidup adalah perjalanan yang terus berubah. Tidak ada rencana yang sempurna dan tidak ada jaminan kesuksesan. Quarter life crisis adalah saat untuk belajar dan tumbuh dari ketidakpastian. Saya akan belajar menerima ketidaksempurnaan hidup, menghadapi kegagalan dengan kepala tegak, dan berani mengambil risiko.

Saya juga akan mencari kesempatan untuk mengeksplorasi berbagai bidang dan mencoba hal-hal baru. Saya akan mengambil risiko dan memperluas zona nyaman. Mungkin ada kesalahan dan kegagalan di sepanjang jalan, tetapi itu adalah bagian alami dari pertumbuhan dan pembelajaran.

Dalam quarter life crisis ini, saya akan mengubah tekanan menjadi dorongan. Saya akan melihat ketidakpastian sebagai peluang untuk menemukan passion dan tujuan hidup yang sesungguhnya. Saya akan mengarahkan energi dan fokusku pada hal-hal yang benar-benar penting bagi diri, bukan hanya sekadar memenuhi ekspektasi orang lain.

Saya akan menjadikan quarter life crisis ini sebagai titik balik positif dalam hidup saya. Saya akan terus mencari makna, mempelajari pelajaran berharga, dan tumbuh sebagai individu yang lebih kuat. Saya akan mempercayai diri sendiri dan mengikuti intuisi serta hati dalam mengambil keputusan.

Quarter life crisis tidak perlu menjadi momok yang menakutkan. Justru, ini adalah momen untuk merenung, merefleksikan, dan merencanakan masa depan yang lebih baik. Saya siap menghadapi tantangan ini dengan kepala tegak dan semangat yang tak tergoyahkan. Di hari ulang tahun yang ke-22, saya merayakan pertumbuhan, ketidakpastian, dan kesempatan untuk menjadi diri saya yang sejati.


Comments

Popular posts from this blog

Semua Kenangan

Semua kenangan yang pernah kita ukir. Kenangan saat kita makan berdua meghabiskan waktu tanpa kenal waktu. Kenangan saat kita mengendarai motor berdua dan menerobos hujan. Kenangan saat berbicang melalui telpon genggam mengenai hari yang telalah dilalui. Aku lebih memilih berdamai dengan masalah itu. Itu tak akan pernah aku lupakan. Sebab bila aku melupakan itu, aku tak akan bisa menulis ini disini. Biarlah kenangan itu abadi disini. Biar nanti kelak anak dan cucuku bisa membacanya disini. Tapi teruntuk kamu, jodohku nanti. Tolong jangan cemburu bila engkau membacanya. Sebab aku seperti itu adalah proses bertemu denganmu. Mungkin cara tuhan memisahkan aku dengan dia adalah cara Tuhan menemukanku denganmu.

Pak Sapardi Djoko Damono dan Bulan Juni: Mengenang 1000 Hari yang Abadi

Bulan Juni, sebuah periode yang istimewa dan dinantikan oleh banyak orang. Bagi saya, bulan ini memiliki arti yang mendalam karena pada bulan Juni saya dilahirkan ke dunia ini. Namun, pada tahun ini, Bulan Juni memiliki makna khusus yang perayaan kelahiran pribadi saya. Saya merencanakan sebuah perjalanan ziarah yang penuh kerinduan ke makam salah satu sosok yang memiliki pengaruh besar dalam dunia sastra Indonesia, yaitu Pak Sapardi Djoko Damono. Pak Sapardi, seorang maestro sastra yang karyanya telah menghiasi dunia sastra Indonesia selama beberapa dekade. Ia dikenal sebagai salah satu penyair terkemuka yang mampu menangkap keindahan dan kompleksitas kehidupan dalam bait-bait puisi yang penuh makna. Karya-karya Pak Sapardi telah menjadi inspirasi bagi banyak penikmat sastra di Tanah Air, dan bahkan menarik perhatian di kancah internasional. Namun, pada sebuah hari yang kelam di bulan Juli beberapa tahun yang lalu, Pak Sapardi meninggalkan kita untuk selamanya. Perjalanan hidupnya yan...

Aku Jatuh Lagi

Mungkin cara tuhan kemarin memisahkan kita adalah cara tuhan mempertemukan aku dengan orang baru. iya sekarang jatuh lagi pada orang yang baru. orang yang aku temui di kedai kopi.dia datang pada waktu yang tepat. dia datang saat aku sedang rapuh karena di tinggal oleh dirimu. setiap hari aku dengan nya selalu bertukar cerita seperti yang kita lakukan dulu.  dia yang selalu membuatku tersenyum saat ini. dia yang memapah ku untuk jatuh cinta lagi. dia yang menuntunku pada saat aku terjebak.